Dalam kehidupan sehari-hari, untuk berkomunikasi dengan orang lain, kita harus
menggunakan bahasa yang sama dengan orang tersebut. Apabila kita menggunakan
bahasa Indonesia, lawan bicara kita harus mengerti bahasa Indonesia. Apa yang terjadi
jika ternyata lawan bicara kita tidak mengerti bahasa Indonesia? Ada dua jalan yang bisa
ditempuh yaitu pertama, dengan menggunakan jasa penterjemah atau yang kedua,
dengan meguasai bahasa yang dimengerti oleh lawan bicara kita.
Ilustrasi di atas memberikan gambaran yang sama dengan yang terjadi pada
pemrograman komputer. Untuk bisa berkomunikasi dengan komputer, maka langkah
yang harus diambil adalah menguasai bahasa yang dimengerti oleh komputer.
Komputer, pada dasarnya, merupakan mesin digital yang hanya mengenal kondisi ada
arus dan tidak ada arus listrik (biasa disimbolkan angka 1) dan tidak ada arus listrik
(biasa disimbolkan angka 0). Dari kondisi tersebutlah maka dikenal bahasa mesin, yaitu
bahasa yang dikenal oleh komputer dengan menggunakan sandi 1 (satu) dan 0 (nol).
Pemrograman dengan bahasa mesin biasa digolongkan dalam bahasa tingkat rendah
(low level languages).
Karena bahasa mesin sangat susah, maka muncul ide untuk melambangkan untaian
sandi 1 dan 0 dengan singkatan kata yang lebih mudah dipahami manusia. Singkatan
kata ini kemudian disebut mnemonic code. Bahasa pemrograman yang menggunakan
singkatan kata (mnemonic code) tersebut adalah bahasa assembly. Bahasa assembly
menggunakan perangkat lunak untuk menerjemahkan/ mengkonversi perintah-perintah
assembly ke dalam bahasa mesin yang disebut assembler. Bahasa assembly merupakan
bahasa pemrograman tingkat menengah (intermediate level languages).
Contoh :
Bahasa mesin, dalam prosesor Intel 0011 1010 0000 1011.
Bahasa assembly CMP AL, 0D (CoMPare AL with 0D)
Dapat dilihat bahwa singkatan CMP AL, 0D jauh lebh mudah dipahami dibandingkanBahasa assembly CMP AL, 0D (CoMPare AL with 0D)
dengan 0011 1010 0000 1011.
Bahasa pemrograman assembly dirasakan masih terlalu sulit maka dikembangkan
bahasa pemrograman yang lebih user friendly. Bahasa pemrograman yang
menggunakan kata-kata yang mudah dimengerti oleh manusia. Bahasa pemgraman
seperti ini dikenal sebagai bahasa generasi ketiga atau disingkat 3GL (third-generation
language). Selain itu dikenal dengan nama 3GL, juga dikenal dengan nama bahasa
tingkat tinggi atau HLL (high level languages).
Bahasa pemrograman menggunakan perangkat lunak untuk mengkonversikan program
dalam bahasa manusiawi ke dalam bahasa assembly atau bahasa mesin, yang terdiri dari
dua jenis yaitu interpreter dan compiler
Source---------->Program penterjemah----------> Machine Languages
Gambar 2.1 Proses penterjemahan
dieksekusi, maka baris tersebut diterjemahkan dulu dalam bahasa mesin, baru
selanjutnya baris berikutnya yang akan dieksekusi. Contoh bahasa pemrograman yang
menggunakan interpreter adalah Basic.
Compiler menerjemahkan semua perintah dalam bahasa mesin baru kemudian
menjalankan hasil penerjemahan. Hasil penerjemahan tersebut disimpan dalam file atau
memori. Contoh bahasa yang menggunakan compiler adalah Pascal, C, dan C++.
Perkembangan bahasa pemrograman tidak berhenti sampai pada gen ketiga saja. Ada
generasi lanjutan, yaitu bahasa generasi keempat atau disingkat 4GL (fourth generation
languages). Bahasa generasi keempat ini biasanya digunakan dalam aplikasi database.
Selain itu juga digunkan dalam program berorientasi objek antara lain Visual C, Visual
Basic, Delphi, dan Visual Fox Pro serta masih banyak lagi.
Pemrograman Terstruktur
Ide pemrograman terstruktur pertama kali diungkapkan oleh Prof Edsger Djikstra dariUniversitas Eindhoven sekitar tahun 1965. Dalam papernya, Djikstra mengusulkan
peniadaan perintah GOTO pada pemrograman terstruktur. Berbeda dengan pendapat
HD Millis yang mengungkapkan bahwa pemrograman terstruktur tidak tergantung pada
ada tidaknya GOTO tetapi lebih pada struktur program itu sendiri.
Dari pernyataan keduanya, memberikan gambaran tidak adanya definisi yang jelas
untuk pemrograman terstruktur. Tetapi dapat digarisbawahi bahwa pemrograman
terstruktur merupakan suatu proses untuk mengimplementasikan urutan langkah untuk
menyelesaikan suatu masalah dalam bentuk program.
Tujuan dari pemrograman terstruktur adalah:
(1) meningkatkan kehandalan suatu progam,
(2) program mudah dibaca dan ditelusuri,
(3) menyederhanakan kerumitan program,
(4) pemeliharaan program, dan
(5) meningkatkan produktivitas pemrograman.
Pemrograman terstruktur bercirikan:
(1) mengandung teknik pemecahan yang tepat dan benar,
(2) memiliki algoritma pemecahan masalah yang sederhana, standar dan
efektif,
(3) memiliki struktur logika yang benar dan mudah dipahami,
(4) terdiri dari 3 struktur dasar yaitu urutan, seleksi dan perulangan,
(5) menghindari penggunaan GOTO,
(6) biaya pengujian rendah,
(8) biaya perawatan dan dokumentasi yang dibutuhkan rendah.
Langkah-langkah untuk membuat program yang baik dan terstruktur adalah:
1. Mendefinisikan Masalah
Merupakan langkah penting dan vital yang paling sering dilompati oleh banyak
pemrogram. Karena sangat pentingnya pendefinisian masalah ini maka sangat
dianjurkan untuk terlebih dahulu mendefinisikan masalah yang akan dipecahkan, apa
saja masukkan yang harus diberikan dan bagaimana keluarannya.
2. Menentukan Solusi
Setelah masalah didefinisikan dengan jelas, masukan yang akan diberikan dan keluaran
yang diinginkan juga sudah diketahui selanjutnya adalah mencari jalan bagaimana
memecahkan masalah tersebut dengan masukan yang sudah diketahui. Apabila
permasalahan terlalu kompleks, bisa dibagi dalam bebrapa modul kecil.
Sebagai contoh, progam untuk menghitung invers matriks. Modul pertama adalah
meminta masukan matrik bujur sangkar. Modul kedua adalah mencari invers dari matrik
yang sudah dimasukkan, dan modul terakhir adalah menampilkan hasilnya kepada
pengguna.
3. Memilih Algoritma
Algoritma merupakan urutan langkah berhingga untuk memecahkan masalah logika
atau matematika. Pemilihan algoritma merupakan langkah vital, karena kesalahan
memilih algoritma akan menyebabkan program akan memberikan unjuk kerja yang
kurang baik.
4. Menulis Program
Untuk menuliskan program perlu dipertimbangkan bahasa yang digunakan dan
keperluan atau masalah masalah yang akan dipecahkan. Bahasa apapun bisa digunakan,
dengan mempertimbangkan efektifitas dan efisiensi serta biaya.
5. Menguji Program
Jika program telah selesai ditulis, maka harus dilakukan pengujian. Pengujian awal
berupa kompilasi yang menguji tata bahasa dan kebenaran program. Selanjutnya perlu
diuji apakah program sudah menampilkan keluaran seperti yang diinginkan atau belum.
Lebih jauh lagi, harus diuji program dengan banyak kasus lain. Sering terjadi suatu
program berjalan untuk kasus A, B dan C tetapi tidak berjalan untuk kasus X, Y, dan Z.
Pengujian ini harus sering dilakukan sampai benar-benar yakin program telah berjalan
dengan baik.
6. Menulis Dokumentasi
Menulis dokumentasi dilakukan seiring dengan pembuatan program. Dokumentasi
sangat penting untuk pengembangan dan perbaikan terhadap program sehingga
program selalu bisa diperbaharui.
7. Merawat Program
Perawatan program bertujuan untuk mendeteksi bug yang sebelumnya tidak terdeteksi.
Atau bisa juga digunkan untuk menambahkan fasilitas baru pada program, sehingga
perlu adanya revisi pada program.
Bahasa Pemrograman Pascal
Pascal adalah bahasa tingkat tinggi yang berorientasi pada segala tujuan. Pascal
dirancang oleh Prof Niklaus Wirth dari Techival University di Zurich, Switzerland,
sedangkan nama Pascal diambil dari Blaise Pascal seorang ahli matematika dan
philosophi yang terkenal pada abad 17 berasal dari Perancis.
dirancang oleh Prof Niklaus Wirth dari Techival University di Zurich, Switzerland,
sedangkan nama Pascal diambil dari Blaise Pascal seorang ahli matematika dan
philosophi yang terkenal pada abad 17 berasal dari Perancis.
Pascal dipublikasikan pertama kali pada tahun 1971 dengan tujuan untuk mengajar
komputer secara sistematis. Karena sifatnya yang merupakan pemrograman terstruktur,
maka dalam waktu singkat Pascal telah menjadi bahasa pemrograman yang popular.
Pascal mempunyai beragam compiler yang digunakan, antara lain Turbo Pascal, GNU
Pascal, Free Pascal, USCD Pascal dan Apple Pascal. Pada pembahasan buku ini penulis
menggunakan Free Pascal Compiler (FPC) versi 2.0.2.
Referensi:
Antony Pranata, 2002. Algoritma dan Pemrograman. J & J Learning. Yogyakarta.Cooper D & Clancy M, 1985. Oh! Pascal! Second Edition. W W Norton & Company, Inc. Ontario, Canada.
Indra Yatini B, 2001. Pemrograman Terstruktur. J & J Learning. Yogyakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar